SPPG Sebatik Timur Pastikan Program MBG Aman untuk Pelajar

NUNUKAN – Menyusul kekhawatiran yang muncul terkait program Makan Bergizi Gratis (MBG), Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Sebatik Timur mengambil langkah proaktif untuk memastikan keamanan dan kelancaran program tersebut. Mereka ingin memastikan anak-anak tetap mendapatkan makanan bergizi tanpa rasa was-was.

Pada Kamis, 2 Oktober 2025, tim SPPG Sebatik Timur yang terdiri dari ahli gizi dan akuntan, mengunjungi MI Alkhairaat Sebatik Timur. Kunjungan ini bukan hanya untuk menyalurkan makanan, tetapi juga untuk memberikan pendampingan dan edukasi kepada para siswa.

Nurzhafira Maulany, ahli gizi SPPG Sebatik Timur, menjelaskan, perannya adalah memastikan menu makanan yang disajikan tidak hanya bergizi, tetapi juga lezat, higienis, dan aman untuk dikonsumsi. “Kami memahami kekhawatiran yang ada, oleh karena itu kami hadir untuk membuktikan bahwa makanan yang kami berikan telah melalui pemeriksaan yang ketat,” ujarnya.

SPPG Sebatik Timur menerapkan prosedur yang sangat ketat. Setiap bahan makanan wajib dicicipi sebelum dimasak untuk memastikan tidak ada bahan berbahaya dan layak dikonsumsi.

Siti Syahruni, akuntan SPPG Sebatik Timur, turut memberikan semangat kepada para siswa. “Adik-adik, jangan takut makan ya! Kami sudah mencicipi makanannya, jadi pasti aman,” katanya sambil memberikan acungan jempol.

Pada hari itu, 139 siswa MI Alkhairaat Sebatik Timur menerima paket makanan siap santap yang lengkap, terdiri dari nasi, sayur, lauk, dan susu kotak Indomilk. Para siswa sangat gembira, terutama karena adanya tambahan susu. Menurut Normaliah, guru piket di MI Alkhairaat, ini adalah kali pertama mereka mendapatkan susu sebagai bagian dari program MBG.

Saiful, guru kelas VI, juga memberikan tanggapannya. Ia memahami jika ada siswa atau orang tua yang merasa khawatir, terutama setelah mendengar berita-berita yang kurang menyenangkan. Namun, ia juga memberikan pemahaman kepada siswa bahwa kejadian seperti itu jarang terjadi dan tidak berarti semua makanan MBG tidak baik.

“Kita harus bijak, tidak perlu terlalu takut, tetapi tetap waspada. Yang terpenting, kita semua mendukung program ini agar anak-anak kita sehat dan kuat,” ujarnya.

Saiful juga memberikan saran kepada SPPG untuk lebih berhati-hati dalam memilih bahan makanan dan melibatkan tenaga ahli yang kompeten dalam proses memasak. “Intinya, kita harus menyayangi anak-anak. Jangan sampai mereka menjadi korban karena kepentingan lain,” pesannya.

Dengan dedikasi dan kerja keras, SPPG Sebatik Timur berupaya mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap program MBG. Mereka tidak hanya menjamin keamanan dan gizi makanan, tetapi juga memberikan edukasi agar semua pihak merasa tenang dan senang. Diharapkan program ini terus berjalan lancar dan memberikan manfaat bagi anak-anak di Sebatik Timur. (bed)




Program MBG Tetap Jalan, Siswa Ketakutan, Kasus Keracunan Mengintai

NUNUKAN – Program unggulan pemerintah, Makan Bergizi Gratis (MBG), terus menuai kontroversi. Di tengah kekhawatiran akan keselamatan dan kualitas makanan, program ini tetap berjalan, bahkan setelah kasus dugaan keracunan massal terjadi di Pulau Sebatik.

Seperti yang terjadi hari ini, Rabu, (1/10/2025), penyaluran paket makanan MBG tetap dilakukan di Sebatik Timur, meskipun kasus keracunan telah terjadi di Kecamatan Sebatik Tengah. Sebanyak 139 paket makanan tetap diterima oleh pihak sekolah.

Asdar, seorang guru honorer di MI Alkhairaat Sebatik Timur, mengungkapkan, pihak sekolah tidak memiliki wewenang untuk menghentikan atau melanjutkan program MBG. “Ini kan kebijakan pusat, bukan kebijakan daerah, bukan pula kebijakan sekolah atau guru. Kalau kebijakan pusatnya itu distop, ya kita ikuti,” ujar Asdar saat dikonfirmasi media ini.

Kasus keracunan makanan program MBG telah menimbulkan kekhawatiran mendalam di kalangan masyarakat, terutama para orang tua, siswa, dan guru. Asdar menceritakan keresahannya terhadap kualitas makanan MBG yang diberikan di sekolah. “Beberapa siswa di madrasah kami tidak ingin bahkan menolak ikut memakan paket MBG yang diberikan hari ini dengan berbagai alasan,” ungkap Asdar.

Bahkan, beberapa siswa terlihat mencium paket MBG sebelum memakannya, memastikan makanan masih segar. Ada juga siswa yang dilarang oleh orang tuanya untuk ikut makan karena takut keracunan. Beberapa siswa bahkan membawa bekal sendiri dari rumah.

Salah seorang siswa kelas VI, Shadiqah Azzahra, mengaku tidak ikut makan karena takut mengalami keracunan seperti yang menimpa siswa di Sungai Limau. “Ini merupakan imbas dari kejadian yang luar biasa, pengaruh postingan medsos yang marak memberitakan kejadian yang menimpa puluhan anak di Kecamatan Sebatik Tengah,” jelas Asdar.

Meski mengapresiasi program MBG, Asdar tetap khawatir. “Kekhawatiran itu tetap ada di kami selaku orang tua dan guru,” tuturnya.

Menanggapi maraknya kasus keracunan, Asdar mengingatkan agar pelaksanaan program tersebut dijalankan dengan penuh kehati-hatian dan pengawasan yang ketat. “Kita minta kepada penyelenggara untuk lebih safety agar makanan yang diberikan kepada anak-anak kita itu memang betul-betul bagus, bergizi, dan berkualitas,” tambahnya.

Warga madrasah menyampaikan empati dan kepeduliannya akibat insiden yang menimpa puluhan siswa di Kecamatan Sebatik Tengah. Mereka berharap agar kejadian serupa tidak terulang kembali.

Program MBG yang seharusnya menjadi solusi untuk meningkatkan gizi anak bangsa, kini justru menjadi momok menakutkan. Perlu adanya evaluasi menyeluruh dan pengawasan ketat agar program ini benar-benar aman dan bermanfaat bagi masyarakat. (bed)