Satu Pelajar SMP Dikeluarkan Sekolah Akibat Liquid Vape Narkoba
NUNUKAN – Nasib malang menimpa seorang pelajar SMP di Nunukan. Ia terpaksa dikeluarkan dari sekolah setelah terbukti menjadi sumber dan mengajak teman-temannya mengonsumsi liquid vape mengandung narkoba hingga teler.
Kepala Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Nunukan, Anton Suriyadi Siagian mengungkapkan, keputusan berat ini diambil setelah pelajar tersebut berulang kali melanggar aturan sekolah dan tidak mengindahkan peringatan.
“Dari hasil pembinaan, sangat disayangkan, satu pelajar yang dengan terpaksa dikeluarkan dari sekolah,” ujar Anton kepada media ini, Senin (1/12/2025).
Anton menjelaskan, pelajar tersebut memiliki kepribadian yang sulit dinasihati dan terus menerus mengajak teman-temannya untuk mengonsumsi liquid vape narkoba. Sekolah akhirnya mengambil tindakan tegas sesuai aturan yang berlaku.
“Liquid vape yang dihisap hingga bikin teller diperoleh dari pelajar yang dikeluarkan itu. Barangnya selalu dari dia. Dia juga yang ajak teman temannya teller,” imbuh Anton.
Sementara itu, delapan pelajar SMP lainnya yang juga terlibat dalam kasus ini mendapatkan pendampingan khusus dari BNNK dan Dinas Pendidikan di sebuah gedung yang dijadikan tempat belajar mengajar khusus.
Anton menambahkan, pihaknya sedang berkoordinasi untuk mencari solusi rehabilitasi yang tepat bagi pelajar yang dikeluarkan dari sekolah.
“Mungkin butuh penindakan khusus agar si anak yang dikeluarkan dari sekolah bisa ikut rehabilitasi juga. Tapi dia tidak bisa dicampur dengan delapan temannya karena alasan khusus juga. Kita masih koordinasikan juga langkahnya,” jelasnya.
BNNK Nunukan akan terus melakukan pengawasan dan pembinaan intensif terhadap sembilan pelajar SMP yang ditemukan teler akibat menghisap liquid vape narkoba pada Kamis (21/11/2025) lalu. Upaya pendampingan dan rehabilitasi akan dilakukan selama sekitar 3 bulan.
“Kita terus melakukan pemantauan bagi para pelajar yang kemarin teller akibat liquid vape. Bersama Dinas Pendidikan, kami usahakan pembinaan yang kita lakukan tak mengganggu pendidikan mereka,” pungkas Anton. (bed)