Nunukan Genap 26 Tahun, Transformasi Gemilang dari 3T Menuju Perbatasan Potensial dan Bermartabat
NUNUKAN – Kabupaten Nunukan merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-26 dengan penuh makna. Bupati Nunukan, H. Irwan Sabri, dalam pidato paripurna di kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Nunukan pada Minggu (12/10/2025), menegaskan, momen ini adalah waktu yang istimewa untuk evaluasi dan refleksi atas perjalanan panjang daerah.
“Peringatan hari ulang tahun pada hari ini merupakan momentum yang sangat istimewa untuk melakukan evaluasi dan refleksi diri atas perjalanan Kabupaten Nunukan selama dua puluh enam tahun ini,” ujar Bupati Irwan Sabri.
Bupati menyoroti akselerasi pembangunan yang luar biasa. Sejak awal berdirinya di tahun 1999 dengan hanya 5 kecamatan, Nunukan kini telah berkembang menjadi 21 kecamatan. “Pertambahan jumlah kecamatan ini menjadi bukti bahwa Kabupaten Nunukan memiliki dinamika dan akselerasi pembangunan yang sangat cepat,” tambahnya.
Pertumbuhan infrastruktur layanan pemerintahan ini sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk yang signifikan. Pada tahun 1999, Nunukan dihuni sekitar 107 ribu jiwa. Namun, berdasarkan sensus Badan Pusat Statistik tahun 2024, angka tersebut melonjak drastis menjadi kurang lebih 227.460 jiwa, atau naik hampir 120 ribu jiwa dalam kurun waktu 25 tahun.
Peningkatan populasi ini, yang sebagian besar merupakan pendatang, menunjukkan daya tarik Nunukan sebagai daerah yang sangat potensial dan menjanjikan untuk mencari penghidupan. Bupati Irwan Sabri menegaskan komitmen Nunukan sebagai daerah yang terbuka.
“Sebagai daerah yang terbuka, kita tidak pernah membeda-bedakan. Siapapun dia, apapun agama dan sukunya, apapun latar belakangnya, silakan datang dan mencari kehidupan di Kabupaten Nunukan sepanjang kita memiliki semangat yang sama untuk hidup dengan rukun, damai, dan saling menghormati satu sama lain,” serunya.
Di awal kelahirannya, Kabupaten Nunukan kerap diidentikkan dengan daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar). Stigma sebagai daerah terisolir, miskin, dan terbelakang sempat melekat. Namun, Bupati Irwan Sabri menegaskan bahwa hal tersebut justru menjadi pemicu untuk bekerja lebih keras.
“Stigma tersebut tidak pernah membebani kita, melainkan justru menjadi pemacu untuk bekerja lebih keras dalam mengejar keterbelakangan tersebut,” tegasnya.
Hasilnya, kini Pemerintah Kabupaten Nunukan tidak lagi disebut sebagai daerah 3T dengan konotasi negatif. Sebaliknya, Nunukan kini dikenal sebagai daerah perbatasan yang potensial, bermartabat, dan memberikan harapan bagi banyak orang. Transformasi ini menjadi bukti nyata komitmen dan kerja keras seluruh elemen masyarakat dan pemerintah daerah. (bed)