SPPG Sebatik Timur Pastikan Program MBG Aman untuk Pelajar

NUNUKAN – Menyusul kekhawatiran yang muncul terkait program Makan Bergizi Gratis (MBG), Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Sebatik Timur mengambil langkah proaktif untuk memastikan keamanan dan kelancaran program tersebut. Mereka ingin memastikan anak-anak tetap mendapatkan makanan bergizi tanpa rasa was-was.

Pada Kamis, 2 Oktober 2025, tim SPPG Sebatik Timur yang terdiri dari ahli gizi dan akuntan, mengunjungi MI Alkhairaat Sebatik Timur. Kunjungan ini bukan hanya untuk menyalurkan makanan, tetapi juga untuk memberikan pendampingan dan edukasi kepada para siswa.

Nurzhafira Maulany, ahli gizi SPPG Sebatik Timur, menjelaskan, perannya adalah memastikan menu makanan yang disajikan tidak hanya bergizi, tetapi juga lezat, higienis, dan aman untuk dikonsumsi. “Kami memahami kekhawatiran yang ada, oleh karena itu kami hadir untuk membuktikan bahwa makanan yang kami berikan telah melalui pemeriksaan yang ketat,” ujarnya.

SPPG Sebatik Timur menerapkan prosedur yang sangat ketat. Setiap bahan makanan wajib dicicipi sebelum dimasak untuk memastikan tidak ada bahan berbahaya dan layak dikonsumsi.

Siti Syahruni, akuntan SPPG Sebatik Timur, turut memberikan semangat kepada para siswa. “Adik-adik, jangan takut makan ya! Kami sudah mencicipi makanannya, jadi pasti aman,” katanya sambil memberikan acungan jempol.

Pada hari itu, 139 siswa MI Alkhairaat Sebatik Timur menerima paket makanan siap santap yang lengkap, terdiri dari nasi, sayur, lauk, dan susu kotak Indomilk. Para siswa sangat gembira, terutama karena adanya tambahan susu. Menurut Normaliah, guru piket di MI Alkhairaat, ini adalah kali pertama mereka mendapatkan susu sebagai bagian dari program MBG.

Saiful, guru kelas VI, juga memberikan tanggapannya. Ia memahami jika ada siswa atau orang tua yang merasa khawatir, terutama setelah mendengar berita-berita yang kurang menyenangkan. Namun, ia juga memberikan pemahaman kepada siswa bahwa kejadian seperti itu jarang terjadi dan tidak berarti semua makanan MBG tidak baik.

“Kita harus bijak, tidak perlu terlalu takut, tetapi tetap waspada. Yang terpenting, kita semua mendukung program ini agar anak-anak kita sehat dan kuat,” ujarnya.

Saiful juga memberikan saran kepada SPPG untuk lebih berhati-hati dalam memilih bahan makanan dan melibatkan tenaga ahli yang kompeten dalam proses memasak. “Intinya, kita harus menyayangi anak-anak. Jangan sampai mereka menjadi korban karena kepentingan lain,” pesannya.

Dengan dedikasi dan kerja keras, SPPG Sebatik Timur berupaya mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap program MBG. Mereka tidak hanya menjamin keamanan dan gizi makanan, tetapi juga memberikan edukasi agar semua pihak merasa tenang dan senang. Diharapkan program ini terus berjalan lancar dan memberikan manfaat bagi anak-anak di Sebatik Timur. (bed)




Kondisi Kelistrikan di Nunukan Terganggu, Pemadaman Capai 4 Jam

NUNUKAN – Warga Kabupaten Nunukan kembali diresahkan dengan gangguan kelistrikan yang terjadi selama dua hari terakhir. Pemadaman listrik sempat terjadi pada Rabu (1/10/2025) pagi dan berlanjut hingga Kamis (2/10/2025) dini hari.

Gangguan ini menyebabkan sebagian wilayah Nunukan kota dan mayoritas wilayah Nunukan Selatan mengalami pemadaman hingga 4 jam pada hari kedua. Kepala PLN Rayon Nunukan, Rendra, menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi.

“Mohon maaf, kami juga tidak ingin kondisi ini terjadi,” ujar Rendra saat dihubungi oleh awak media.

Rendra menjelaskan, gangguan pada hari pertama disebabkan oleh penurunan tekanan gas dari mesin PLTMG Sebaung secara tiba-tiba. Meskipun demikian, petugas PLN dengan sigap melakukan backup sehingga pemadaman tidak berlangsung lama.

Namun, kejadian pada Kamis (2/10/2025) pagi berbeda. Sebuah pohon roboh menimpa kabel coupler keluaran pembangkit, menyebabkan gangguan yang lebih signifikan.

“Kabel coupler tertimpa pohon sampai terendam rawa tadi subuh,” jelas Rendra.

Akibatnya, proses pemulihan membutuhkan waktu yang lebih lama karena medan yang sulit dan lokasi kabel yang berada di area rawa-rawa. Pemadaman pun tak terhindarkan, berlangsung hingga 4 jam di sebagian besar wilayah Nunukan Kota dan Nunukan Selatan.

PLN Rayon Nunukan terus berupaya memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Rendra menambahkan bahwa gangguan terkadang datang tanpa diduga, bahkan cuaca ekstrem dan perubahan suhu yang drastis dapat memengaruhi kinerja mesin.

“Untuk kondisi ini, saya mohon maaf. Yang jelas, di luar gangguan eksternal yang terjadi, kami terus memperbaiki diri untuk pelayanan prima kepada masyarakat,” pungkasnya.

PLN mengimbau masyarakat untuk bersabar dan memahami kondisi yang terjadi. Pihaknya berjanji akan terus berupaya meningkatkan keandalan pasokan listrik di Kabupaten Nunukan. (bed)




Ibu Rumah Tangga Diciduk Tim Gabungan TNI-Polri atas Dugaan Kepemilikan Sabu

NUNUKAN – Seorang ibu rumah tangga berinisial R (40), warga Desa Mansalong, Kecamatan Lumbis, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, diamankan oleh tim gabungan TNI-Polri pada Selasa (30/9/2025) malam.

Ia diduga terlibat dalam kasus kepemilikan narkotika jenis sabu. Penangkapan R bermula dari kecurigaan anggota TNI dari Yonkav 13/SL yang sedang bertugas jaga di Pos Merah Putih. Mereka melihat aktivitas mencurigakan di rumah R yang berjarak sekitar 50 meter dari pos mereka.

“Karena curiga, anggota TNI langsung berkoordinasi dengan Kapolsek Lumbis, IPTU Dony Setya Helga, untuk melakukan tindakan hukum,” ungkap Kapolres Nunukan AKBP Bonifasius Rumbewas SIK melalui Kasi Humas Polres Nunukan kepada media ini.

Kapolsek Lumbis kemudian membentuk tim gabungan yang terdiri dari personel Polsek Lumbis dan Satuan Yonkav 13/SL. Mengingat Lumbis merupakan daerah rawan, tim gabungan bergerak dengan kekuatan penuh untuk mengantisipasi perlawanan.

Sekitar pukul 21.30 WITA, tim gabungan menggerebek rumah R. Hasilnya, petugas menemukan tiga bungkus plastik klip berisi serbuk kristal yang diduga sabu seberat 10,7 gram. Barang haram itu disembunyikan di dalam saku baju daster yang tergantung di dinding rumah.

Selain sabu, petugas juga menyita sejumlah barang bukti lainnya, seperti, handphone OPPO A31 berwarna hitam 1 buah, selembar baju daster warna hitam biru, tiga lembar tisu dan sebuah sendok pipet.

Saat diinterogasi, R mengaku, jika sabu tersebut adalah miliknya. Ia mendapatkan barang haram itu dari seorang pria berinisial RM, warga Desa Tanjung Hulu, Kecamatan Lumbis.

“Saat ini, tersangka dan barang bukti sudah kami amankan di Mako Polres Nunukan untuk penyidikan lebih lanjut,” ujar Simarwan.

Polisi kini tengah memburu RM, pemasok sabu yang disebutkan oleh R. Kasus ini menjadi bukti bahwa peredaran narkoba masih menjadi ancaman serius di wilayah perbatasan Kalimantan Utara. Aparat keamanan akan terus meningkatkan operasi untuk memberantas peredaran narkoba hingga ke akar-akarnya. (bed)




Drainase Dibangun, Wujudkan Lingkungan Bersih dan Bebas Banjir

NUNUKAN – Desa Aji Kuning, Kecamatan Sebatik Tengah, menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kualitas infrastruktur dan kesehatan lingkungan.

Melalui pemanfaatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) Dana Desa 2025, pembangunan drainase pemukiman di RT.03 Desa Aji Kuning kini telah dimulai. Proyek strategis ini diharapkan dapat menjadi solusi permanen bagi masalah banjir dan penyumbatan air yang kerap melanda warga saat musim hujan.

Kepala Desa Aji Kuning, Syarifuddin, menjelaskan, pembangunan drainase ini merupakan realisasi dari aspirasi masyarakat. “Pembuatan drainase adalah atas usulan warga pada musrenbangdes di tahun 2024 dan direalisasikan dari anggaran dana desa tahun 2025,” ungkap Syarifuddin.

Ia menambahkan, drainase sepanjang 70 meter dengan anggaran Rp 86.186.000 ini dirancang untuk meningkatkan kesehatan dan kenyamanan warga, sekaligus menjaga kebersihan lingkungan pemukiman.

Pekerjaan drainase ini dilaksanakan dengan mengacu pada peraturan pengelolaan dana desa yang mengutamakan pembangunan infrastruktur dasar. Tujuannya jelas, yakni mengatasi genangan dan banjir, serta memastikan lingkungan pemukiman warga tetap sehat.

Sementara itu, Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Aji Kuning, Budiman, turut menyampaikan apresiasinya. “Pembangunan drainase pemukiman ini sangat penting untuk memperbaiki sistem aliran air di desa. Selain itu, pemukiman warga juga bisa diminimalisir dari gerusan aliran air ketika musim penghujan karena air akan tertampung di saluran drainase,” jelas Budiman.

Budiman menegaskan, proyek ini merupakan langkah nyata pemerintah desa dalam meningkatkan kualitas infrastruktur. “Dengan adanya drainase yang baik, kami berharap masalah banjir dapat diminimalisir dan kenyamanan warga dalam beraktivitas semakin terjamin,” tambahnya.

Proyek yang dijadwalkan selesai dalam 90 hari ini juga memberdayakan masyarakat lokal. Tenaga kerja, baik tukang maupun pekerja, diambil dari warga sekitar, menunjukkan sinergi antara pemerintah desa dan masyarakat. Budiman mengapresiasi kinerja Tim Pelaksana Kegiatan yang melibatkan peran aktif masyarakat ini.

Untuk menjamin kualitas dan transparansi, BPD Aji Kuning juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam pengawasan. “Warga diharapkan turut berperan aktif membantu dalam pengawasan pekerjaan ini, sehingga transparansi dan akuntabilitas tetap terjaga,” ujar Budiman.

Ke depan, BPD berharap pemerintah desa akan merencanakan pemeliharaan drainase secara berkala agar tetap berfungsi optimal, serta melanjutkan pembangunan drainase di wilayah lain yang masih membutuhkan. Rencana jangka panjang ini diharapkan dapat terus meningkatkan kualitas hidup warga Desa Aji Kuning dan mendukung terciptanya lingkungan yang lebih bersih dan sehat. (bed)




Nunukan, Wajah Indonesia di Hadapan Malaysia

NUNUKAN bukan sekadar kabupaten di ujung utara Kalimantan, tetapi wajah Indonesia yang pertama kali terlihat dari negeri jiran, Malaysia.

Ironisnya, wajah itu masih tampak kusam. Infrastruktur terbatas. Masyarakatnya lebih dekat secara ekonomi ke Tawau dibanding Tarakan atau bahkan Jakarta. Dan, kedaulatan di laut terdepan terus diuji lewat klaim Ambalat.

Pertanyaan yang mengemuka. Apakah negara benar-benar hadir di perbatasan, ataukah Nunukan akan terus menjadi “anak tiri” pembangunan nasional ?.

Nunukan sebagai ruang hidup dan ruang strategis bagi masyarakat perbatasan. Nunukan adalah ruang hidup sehari-hari. Aktivitas ekonomi, sosial, hingga budaya warga seringkali lebih terhubung dengan Tawau, Sabah, ketimbang dengan pusat pemerintahan di dalam negeri.

Interaksi lintas batas ini menimbulkan fenomena border society. Masyarakat yang hidup di dua dunia. Terikat kewarganegaraan Indonesia, tetapi memiliki kedekatan ekonomi dengan Malaysia.

Secara politik, kondisi ini menimbulkan dilema. Negara harus menjaga kedaulatan tanpa menutup ruang hidup warga yang sudah terbiasa dengan arus keluar-masuk perbatasan.

Dinamika Politik Perbatasan Indonesia–Malaysia Hubungan Indonesia–Malaysia di kawasan perbatasan selalu memiliki dua corak. Di satu sisi, ada wajah kooperatif, ditandai dengan kerja sama perdagangan lintas batas (Border Trade Agreement), pengiriman tenaga kerja, hingga diplomasi keamanan maritim.

Namun di sisi lain, ada wajah konfliktual. Salah satunya tergambar dalam kasus klaim wilayah Ambang Batas Laut (Ambalat) di Laut Sulawesi. Ambalat adalah wilayah kaya sumber daya energi yang terletak tepat di hadapan Nunukan. Malaysia pernah berupaya mengklaim kawasan ini dengan mengeluarkan konsesi eksplorasi migas, yang secara tegas ditolak oleh Indonesia.

Sengketa ini menjadi bukti nyata bahwa perbatasan tidak hanya menyangkut hubungan antarwarga, tetapi juga menyentuh inti kedaulatan dan geopolitik kawasan.

Perspektif Akademik. Politik perbatasan dalam teori dalam kajian geopolitik dan hubungan internasional, perbatasan dapat dipahami melalui tiga lensa. Pertama, sebagai lini kedaulatan. Batas teritorial harus dijaga untuk memastikan integritas negara (perspektif realisme).

Kedua, sebagai zona interaksi. Perbatasan menjadi ruang pertukaran ekonomi, sosial, dan budaya (teori interdependensi). Ketiga, sebagai arena konflik dan negosiasi, dimana perebutan sumber daya dan klaim teritorial kerap memicu perseteruan, namun sekaligus membuka ruang diplomasi (border politics).

Nunukan mencerminkan ketiga dimensi tersebut. Ia adalah benteng pertahanan sekaligus jembatan interaksi, namun juga medan tarik-menarik kepentingan strategis seperti yang terjadi pada isu Ambalat.

Politik perbatasan dan tantangan pembangunan politik perbatasan tidak bisa hanya mengandalkan pendekatan keamanan (hard security).

Tantangan utama Nunukan adalah ketimpangan pembangunan, terbatasnya infrastruktur, tingginya arus perdagangan ilegal, serta kerentanan pekerja migran. Tanpa kebijakan yang menyeimbangkan aspek keamanan dan kesejahteraan (human security), masyarakat perbatasan akan semakin bergantung pada Malaysia.

Negara harus hadir melalui tiga strategi utama:
1. Memperkuat infrastruktur konektivitas agar Nunukan terhubung langsung dengan pusat-pusat ekonomi nasional.
2. Membangun kemandirian ekonomi lokal, sehingga masyarakat tidak hanya menjadi penonton atau buruh migran.
3. Mengoptimalkan diplomasi perbatasan, termasuk penyelesaian isu Ambalat dan penguatan kerja sama maritim dengan Malaysia.

Penutup Nunukan adalah wajah depan Indonesia di hadapan Malaysia. Dari perspektif politik perbatasan, wilayah ini adalah laboratorium nyata tentang bagaimana negara mengelola garis depan.

Sebagai simbol kedaulatan, ruang interaksi masyarakat, sekaligus arena perebutan sumber daya strategis. Keberhasilan membangun Nunukan bukan hanya soal pemerataan pembangunan daerah, tetapi juga tentang menjaga harga diri bangsa. Jika perbatasan dibiarkan tertinggal, maka wajah Indonesia akan terlihat lemah di hadapan Malaysia.

Namun jika negara serius menghadirkan pembangunan yang berkeadilan, maka Nunukan akan benar-benar menjadi serambi depan Indonesia yang bermartabat, bukan lagi anak tiri, melainkan garda terdepan republik. (red)




Program MBG Tetap Jalan, Siswa Ketakutan, Kasus Keracunan Mengintai

NUNUKAN – Program unggulan pemerintah, Makan Bergizi Gratis (MBG), terus menuai kontroversi. Di tengah kekhawatiran akan keselamatan dan kualitas makanan, program ini tetap berjalan, bahkan setelah kasus dugaan keracunan massal terjadi di Pulau Sebatik.

Seperti yang terjadi hari ini, Rabu, (1/10/2025), penyaluran paket makanan MBG tetap dilakukan di Sebatik Timur, meskipun kasus keracunan telah terjadi di Kecamatan Sebatik Tengah. Sebanyak 139 paket makanan tetap diterima oleh pihak sekolah.

Asdar, seorang guru honorer di MI Alkhairaat Sebatik Timur, mengungkapkan, pihak sekolah tidak memiliki wewenang untuk menghentikan atau melanjutkan program MBG. “Ini kan kebijakan pusat, bukan kebijakan daerah, bukan pula kebijakan sekolah atau guru. Kalau kebijakan pusatnya itu distop, ya kita ikuti,” ujar Asdar saat dikonfirmasi media ini.

Kasus keracunan makanan program MBG telah menimbulkan kekhawatiran mendalam di kalangan masyarakat, terutama para orang tua, siswa, dan guru. Asdar menceritakan keresahannya terhadap kualitas makanan MBG yang diberikan di sekolah. “Beberapa siswa di madrasah kami tidak ingin bahkan menolak ikut memakan paket MBG yang diberikan hari ini dengan berbagai alasan,” ungkap Asdar.

Bahkan, beberapa siswa terlihat mencium paket MBG sebelum memakannya, memastikan makanan masih segar. Ada juga siswa yang dilarang oleh orang tuanya untuk ikut makan karena takut keracunan. Beberapa siswa bahkan membawa bekal sendiri dari rumah.

Salah seorang siswa kelas VI, Shadiqah Azzahra, mengaku tidak ikut makan karena takut mengalami keracunan seperti yang menimpa siswa di Sungai Limau. “Ini merupakan imbas dari kejadian yang luar biasa, pengaruh postingan medsos yang marak memberitakan kejadian yang menimpa puluhan anak di Kecamatan Sebatik Tengah,” jelas Asdar.

Meski mengapresiasi program MBG, Asdar tetap khawatir. “Kekhawatiran itu tetap ada di kami selaku orang tua dan guru,” tuturnya.

Menanggapi maraknya kasus keracunan, Asdar mengingatkan agar pelaksanaan program tersebut dijalankan dengan penuh kehati-hatian dan pengawasan yang ketat. “Kita minta kepada penyelenggara untuk lebih safety agar makanan yang diberikan kepada anak-anak kita itu memang betul-betul bagus, bergizi, dan berkualitas,” tambahnya.

Warga madrasah menyampaikan empati dan kepeduliannya akibat insiden yang menimpa puluhan siswa di Kecamatan Sebatik Tengah. Mereka berharap agar kejadian serupa tidak terulang kembali.

Program MBG yang seharusnya menjadi solusi untuk meningkatkan gizi anak bangsa, kini justru menjadi momok menakutkan. Perlu adanya evaluasi menyeluruh dan pengawasan ketat agar program ini benar-benar aman dan bermanfaat bagi masyarakat. (bed)




Puluhan Siswa SD di Sebatik Diduga Keracunan Menu Program MBG

NUNUKAN – Suasana riang gembira program Makan Bersama Gratis (MBG) di Kecamatan Sebatik Tengah, Kabupaten Nunukan, berubah menjadi kepanikan dan isak tangis pada Selasa (30/9/2025).

Puluhan siswa Sekolah Dasar (SD) mendadak mengalami gejala keracunan usai menyantap menu makan siang gratis yang disediakan.

Mual, muntah-muntah, dan lemas menjadi keluhan utama para korban. Mereka dilarikan ke Rumah Sakit Pratama Sebatik serta Puskesmas Tengah dan Sebatik Timur untuk mendapatkan pertolongan medis.

Basir, seorang ayah yang cemas, menceritakan kondisi anaknya, Afif, siswa SDN 004 Sebatik Tengah. “Baru saja muntah lagi anakku. Tadi siang dia makan MBG di sekolah. Pulang-pulang langsung muntah-muntah kata istrinya di rumah. Langsung saya bawa ke Puskesmas Aji Kuning, terus dirujuk ke rumah sakit,” tuturnya dengan nada khawatir.

Data sementara menunjukkan, mayoritas korban berasal dari SDN 004 Sungai Limau. Namun, siswa dari MI Al-Furqon Tapal Batas dan SDN 005 Sebatik Tengah juga dilaporkan mengalami gejala serupa. Jumlah korban diperkirakan terus bertambah seiring pendataan yang masih berlangsung.

Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari pihak SPPG Sebatik Tengah selaku penyelenggara program MBG. Pihak Rumah Sakit Pratama dan Puskesmas juga masih fokus pada penanganan pasien.
Reaksi Cepat Pemerintah Daerah

Mendengar kabar duka ini, Bupati Nunukan, H. Irwan Sabri, langsung bergerak cepat. Bersama Plt. Sekda Nunukan, Ir. Jabbar, dan sejumlah pejabat terkait, Bupati langsung meninjau Rumah Sakit Pratama Sebatik dan Puskesmas tempat para korban dirawat. Kehadiran Bupati diharapkan dapat memberikan semangat dan dukungan moril bagi para korban dan keluarga.

“Kami prihatin dengan kejadian ini. Pemerintah daerah akan berupaya semaksimal mungkin untuk memberikan penanganan terbaik bagi para korban,” ujar Bupati Irwan Sabri saat ditemui di lokasi.

Penyebab pasti keracunan massal ini masih menjadi misteri. Pihak berwenang telah mengambil sampel makanan dari program MBG untuk diuji di laboratorium. Hasil uji laboratorium diharapkan dapat mengungkap penyebab keracunan dan mencegah kejadian serupa di masa mendatang.

Kasus keracunan massal ini menjadi pukulan telak bagi dunia pendidikan di Kabupaten Nunukan. Program MBG yang bertujuan untuk meningkatkan gizi anak-anak sekolah justru berujung petaka. Masyarakat berharap agar kasus ini diusut tuntas dan menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak. (bed)




Gara-Gara Kunci, Mekanik Baku Pukul

NUNUKAN – Sebuah insiden mengejutkan mengguncang sebuah bengkel di Nunukan, Kalimantan Utara, pada Selasa (23/9/2025).

Perselisihan antara dua mekanik di salah satu dealer roda dua berujung pada aksi kekerasan, di mana seorang pelaku menggunakan kunci impact untuk melukai korbannya.

Korban, yang diketahui bernama DL (27), mengalami luka di bagian kepala akibat pukulan kunci impact yang dilayangkan oleh rekannya, SAM alias BN (31). Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 11.30 WITA di tempat kerja mereka.

Menurut keterangan kepolisian, insiden ini bermula dari teguran terkait penggunaan kunci. DL, yang baru selesai melakukan perbaikan motor, mendengar SAM menyindirnya soal pengembalian kunci. Merasa tidak terima, DL membalas teguran tersebut, yang kemudian memicu adu mulut.

“Jangan ngomong begitu,” ujar DL kepada SAM, seperti yang tertulis dalam laporan kepolisian.

Namun, situasi justru semakin memanas. SAM, dalam keadaan emosi, mencekik DL dan melontarkan tantangan. Tanpa diduga, SAM mengambil kunci impact dan memukulkannya ke kepala bagian belakang DL. Akibatnya, DL mengalami luka sepanjang 2 cm.

Motif di balik aksi kekerasan ini diduga kuat karena adanya permasalahan internal yang sudah lama terpendam antara DL dan SAM. Keduanya diketahui sering terlibat perselisihan dan jarang bertegur sapa. Teguran soal kunci tersebut menjadi puncak dari akumulasi emosi yang selama ini dipendam.

“Korban merasa keberatan dan melaporkan kejadian ini ke Polsek Nunukan untuk ditindaklanjuti,” kata Kasi Humas Polres Nunukann Ipda Sunarwan kepada media ini.

Unit Reskrim Polsek Nunukan bergerak cepat setelah menerima laporan. SAM berhasil diamankan di tempat kerjanya beserta barang bukti berupa baju berlumuran darah dan kunci impact yang digunakan untuk memukul korban.

“Tersangka akan dijerat dengan Pasal 351 KUHP tentang penganiayaan,” tegas Sunarwan.

Kasus ini menjadi pelajaran bagi kita semua tentang pentingnya menjaga komunikasi dan menyelesaikan masalah dengan kepala dingin. Jangan biarkan emosi menguasai diri hingga berujung pada tindakan kekerasan yang merugikan diri sendiri dan orang lain. (bed)




RKPDes Aji Kuning Disahkan, Prioritaskan Kesehatan hingga Ekonomi Lokal

NUNUKAN – Pemerintah Desa Aji Kuning bersama Badan Permusyawaratan Desa  (BPD) resmi mengesahkan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDes) 2026 melalui musyawarah yang digelar di Aula Kantor Desa Aji Kuning, Kecamatan Sebatik Utara, Nunukan, Selasa (30/9/2025).

Kepala Desa Aji Kuning, Syarifuddin, menegaskan, RKPDes ini adalah komitmen untuk pembangunan yang partisipatif dan transparan. “RKPDes 2026 jadi pedoman pembangunan desa setahun ke depan. Semua program disusun berdasarkan musyawarah, usulan masyarakat, dan sinkronisasi dengan prioritas pembangunan daerah maupun nasional,” ujarnya.

Wakil Ketua BPD, Asdar, juga menyampaikan apresiasi kepada tim penyusun RKPDes yang telah bekerja keras. “Dengan pengesahan Perdes RKPDes Aji Kuning Tahun 2026, seluruh program dan kegiatan yang telah direncanakan dapat segera menjadi dasar pelaksanaan pembangunan desa,” tegasnya.

RKPDes 2026 Desa Aji Kuning memuat beberapa prioritas pembangunan, diantaranya, peningkatan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat, pemberdayaan ekonomi lokal, peningkatan infrastruktur, penguatan ketahanan pangan, program peningkatan kapasitas masyarakat melalui pelatihan dan pemberdayaan kelompok.

Acara diakhiri dengan penandatanganan RKPDes oleh Pimpinan BPD Aji Kuning Asdar dan Kepala Desa Aji Kuning. (bed)




Sebatik Tengah Perdana Salurkan Paket MBG Pelajar, Balita, Ibu Hamil, dan Ibu Menyusui

NUNUKAN – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang merupakan program nasional, kini diperluas ke Kecamatan Sebatik Tengah, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.

Setelah sukses dilaksanakan di Kecamatan Sebatik Timur dan Sebatik Utara sejak Juli lalu, program ini secara resmi menyasar pelajar tingkat PAUD/TK, SD, SMP, serta balita, ibu hamil, dan ibu menyusui di wilayah yang berbatasan langsung dengan Malaysia ini.

Penyaluran perdana dilaksanakan pada hari Senin, (29/9/2025), dengan menu MBG yang disiapkan oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Yayasan Bina Pendidikan Yatim Sebatik. Dapur SPPG yang berlokasi di Jalan Asnur Dg. Pasau, Desa Sungai Limau, Kecamatan Sebatik Tengah, didirikan khusus untuk mengakomodir pelaksanaan MBG di wilayah ini.

Program MBG ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas gizi masyarakat, terutama anak-anak dan ibu hamil, serta membangun sumber daya manusia yang unggul. Selain itu, program ini juga diharapkan dapat menurunkan angka stunting dan kemiskinan, serta menggerakkan ekonomi masyarakat setempat.

SPPG di Kecamatan Sebatik Tengah mengakomodir 13 sekolah mulai dari PAUD/TK, SD/MI, hingga SMP. Selain siswa, balita, ibu hamil, dan ibu menyusui juga menjadi sasaran program ini di empat desa yang meliputi Desa Aji Kuning, Desa Bukit Harapan, Desa Maspul, dan Desa Sungai Limau.

“Tentunya saya selaku orang tua bersyukur ada makan gratis seperti ini. Jadi, jajan anak-anak bisa berkurang juga” aku Asdar, orang tua pelajar kepada media ini.

Ia mengatakan, selain bersyukur apresiasi terhadap program ini wajib dilakukan agar terus berjalan dan memberikan manfaat ke warga. “Bukan hanya pelajar, sebab ibu hamil dan ibu menyusui juga diberikan,” ungkapnya.

Bupati Nunukan, H. Irwan Sabri, dalam pernyataannya saat peluncuran program MBG di Pulau Sebatik, menekankan pentingnya program ini untuk menciptakan generasi yang sehat, kuat, cerdas, dan berkarakter. Beliau juga mengimbau agar anak-anak mengurangi jajan di luar dan menabung uang jajan mereka untuk keperluan yang lebih bermanfaat.

Program MBG diharapkan dapat memberikan dampak positif yang luas, tidak hanya dalam peningkatan gizi dan penurunan angka stunting, tetapi juga dalam menekan angka kemiskinan serta mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, terutama melalui partisipasi pelaku usaha makanan di daerah tersebut.

“Program ini sangat penting agar anak-anak kita tumbuh menjadi generasi yang sehat, kuat, cerdas, dan berkarakter. Saya juga mengingatkan agar anak-anak mengurangi jajan di luar supaya uang jajannya bisa ditabung dan digunakan untuk hal-hal lain yang lebih berguna,” ujar H. Irwan Sabri saat itu. (bed)