Warga Nunukan Selatan Terciduk Bawa Sabu di Pelabuhan Feri

NUNUKAN – Geger nih, seorang warga Selisun, Nunukan Selatan, inisial Z (41), ketangkap polisi pas lagi santai keluar dari Pelabuhan Feri Sei Jepun. Tau gak kenapa? Ternyata dia bawa sabu seberat 14,92 gram! Gokil!

Menurut penjelasan dari Kasi Humas Polres Nunukan, Ipda Sunarwan, awalnya tim Satresnarkoba lagi patroli rutin di sekitar pelabuhan. Pas si Z lewat naik motor Scoopy merahnya, langsung di stop buat diperiksa.

“Pas digeledah, eh, nemu empat bungkus plastik kecil isinya sabu, disembunyiin di kotak rokok Sampoerna. Kotaknya ditaruh di saku jaket item yang lagi dipake pelaku,” jelas Ipda Sunarwan dalam rilisnya, hari Sabtu (27/9).

Selain sabu, polisi juga nyita HP Redmi, jaket item merek Diadora, dan motor yang dipake si Z buat beraksi.

Dari hasil pemeriksaan singkat, si Z ngaku kalo sabu itu dia dapet dari seorang kenalan inisial S di daerah Sebatik. Sekarang, polisi lagi ngejar si S buat diinterogasi lebih lanjut.

“Kasus ini lagi kita dalami terus buat ngebongkar jaringan narkoba yang mungkin aja lebih gede dari yang kita kira,” imbuh Ipda Sunarwan.

Sekarang, si Z lagi mendekam di Polres Nunukan buat menjalani proses hukum. Semoga aja kejadian ini bisa jadi pelajaran buat kita semua, dan polisi bisa makin gencar berantas narkoba di Nunukan. (bed)




Lansia Ditemukan Meninggal di Rumahnya Setelah 3 Hari

NUNUKAN – Andi Ismail Amal (75), seorang lansia, ditemukan meninggal dunia di rumahnya di Jalan Patimura, Nunukan Timur, Sabtu (27/9/2025).

Jenazah ditemukan oleh anaknya, Andi Kurniawan Adil (41), yang curiga karena tidak ada jawaban saat berkunjung.

Kasi Humas Polres Nunukan, Ipda Sunarwan, menjelaskan, anak korban mencium bau tak sedap dari dalam rumah dan menemukan ayahnya sudah meninggal dalam kondisi membusuk. Korban diperkirakan telah meninggal sekitar tiga hari.

“Keluarga menolak visum karena korban memiliki riwayat penyakit jantung dan menganggap kematiannya wajar. Jenazah telah dimakamkan di TPU Selisun, Nunukan Selatan,” pungkas Sunarwan saat dihubungi media ini.




Rupiah Melemah, Harga Kebutuhan Pokok di Nunukan Meroket

NUNUKAN – Pelemahan nilai tukar Rupiah yang kini mendekati level psikologis Rp4.000 per Ringgit Malaysia menghantam keras masyarakat Kabupaten Nunukan. Kondisi ini menyebabkan harga barang kebutuhan pokok, yang mayoritas dipasok dari Tawau, Malaysia, melonjak tajam, menggerus daya beli warga secara signifikan.

Pengamat Ekonomi dari Bersama Institute, Mega, menilai situasi ini sebagai ujian nyata bagi kedaulatan ekonomi bangsa. Menurutnya, pelemahan Rupiah di perbatasan bukan sekadar isu moneter, melainkan barometer yang mengukur kerapuhan struktur ekonomi lokal yang sangat bergantung pada produk impor untuk kebutuhan sehari-hari.

“Ketika harga bahan pokok di wilayah NKRI lebih ditentukan oleh kurs Ringgit ketimbang kebijakan domestik, di situlah kedaulatan ekonomi kita sedang dipertaruhkan,” ujar Mega, Sabtu (27/9/2025).

Ketergantungan ini, lanjutnya, adalah akibat dari efisiensi logistik lintas batas yang membuat produk Malaysia lebih murah dan mudah diakses.

Mega menambahkan, kondisi ini menciptakan paradoks yang merugikan. Nelayan lokal tergiur menjual hasil tangkapan ke Malaysia untuk mendapatkan Ringgit yang lebih kuat. Namun, hal ini justru menyebabkan kelangkaan pasokan dan naiknya harga ikan di pasar Nunukan, sehingga menyulitkan warga setempat.

Sebagai solusi, Mega menekankan bahwa intervensi pemerintah tidak bisa lagi bersifat sementara seperti operasi pasar. “Sudah saatnya mengubah paradigma dari konsumtif menjadi produktif. Pemerintah harus mendorong lahirnya industri pengolahan atau hilirisasi mini berbasis sumber daya lokal seperti perikanan dan perkebunan di Nunukan,” tegasnya.

Menurutnya, hanya dengan membangun kapasitas produksi internal, Nunukan dapat mengurangi ketergantungan dan bahkan membalikkan arus perdagangan. “Tujuannya jelas, mengubah Nunukan dari pasar bagi produk Malaysia menjadi basis produksi yang mampu mengekspor kembali ke negara tetangga,” tutup Mega.




Aji Kuning Gelar Musrenbangdes, Bahas Prioritas Pembangunan Desa 2026

NUNUKAN – Pemerintah Desa Aji Kuning, Kecamatan Sebatik Tengah, menggelar Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbangdes) di Aula Gedung Kelembagaan Desa, Jumat (26/9/3025).

Kegiatan yang membahas dan menetapkan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDes) 2026 serta Daftar Usulan (DU) RKP 2027 tersebut dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat dan pemangku kepentingan seperti, Kasi PMD Kecamatan Sebatik Tengah, perwakilan Kepala Desa (Sekdes), BPD, Pendamping Desa, Bhabinkamtibmas, PPL, Kepala Puskesmas, Kepala Sekolah, Karang Taruna, Kepala Dusun, Ketua RT, Forum Anak, perwakilan kelembagaan desa, tokoh agama, dan tokoh masyarakat setempat.

Forum ini menjadi wadah penting dalam perencanaan pembangunan desa yang partisipatif. Peserta diharapkan aktif membahas dan menyepakati usulan program serta kegiatan prioritas yang akan dilaksanakan pada tahun mendatang.

Fokus utama meliputi peningkatan infrastruktur desa, penguatan sektor ekonomi lokal, serta pengembangan kapasitas masyarakat. Pembiayaan program-program ini akan diupayakan dari berbagai sumber yang sah dan sesuai ketentuan.

“Melalui pencermatan program-program yang ada di RPJMDes dan mengikuti prosedur yang telah ditetapkan, kami menyepakati program-program prioritas yang akan masuk ke dalam RKPDes Tahun Anggaran 2026,” ujar Wakil Ketua Badan Permusyawaran Desa (BPD) Aji Kuning saat dikonfirmasi usai kegiatan tersebut.

Selain membahas RKPDes Tahun 2026, lanjut pria yang akrab disapa Along ini,  dalam forum itu juga membahas DU RKP Desa 2027 yang akan diajukan ke Musrenbang tingkat kecamatan.

“Beberapa usulan prioritas untuk RKP Desa Aji Kuning Tahun 2026 antara lain, rehabilitasi Kantor Desa Aji Kuning, pembangunan dan normalisasi drainase dan peningkatan Jalan Usaha Tani (JUT) serta rehabilitasi Gedung Kelembagaan Desa Aji Kuning,” beber Along.

Sesuai dengan Pasal 1 Permendagri Nomor 114 Tahun 2014, daftar usulan RKP desa merupakan penjabaran dari RPJM desa yang menjadi bagian dari RKP Desa untuk jangka waktu satu tahun. “Usulan ini akan diajukan pemerintah desa kepada pemerintah kabupaten melalui mekanisme perencanaan pembangunan daerah,” jelasnya.

Dikatakan, Musrenbangdes RKP Desa dan DU-RKP Desa di Desa Aji Kuning ini merupakan tahapan krusial dalam siklus perencanaan pembangunan desa. Dengan melibatkan berbagai pihak dan menjunjung tinggi transparansi serta akuntabilitas, diharapkan perencanaan yang dihasilkan akan efektif dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat desa.

“Kami berharap hasil Musrenbangdes ini dapat menjadi acuan dalam mewujudkan pembangunan desa yang lebih maju dan sejahtera,” pungkas ayah 4 anak ini. (***)




Dilema Kewarganegaraan Ganda di Wilayah Perbatasan

DISKUSI : Terlihat narasumber dan peserta yang hadir dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) yang digelar Persatuan Warta Indonesia (PWI) Nunukan di Balai Pertemuan Umum (BPU) Sungai Nyamuk, SebatiknTimur, Kamis (25/9/2025).

NUNUKAN – Pulau Sebatik, yang membentang di perbatasan Indonesia dan Malaysia, kini menjadi sorotan utama terkait isu kewarganegaraan ganda. Fenomena ini menciptakan dilema kompleks yang melibatkan kebutuhan ekonomi mendesak, identitas sosial yang terpecah, serta potensi ancaman terhadap kedaulatan negara.

Bagi sebagian warga Sebatik, kepemilikan kewarganegaraan ganda sering kali dianggap sebagai solusi untuk bertahan hidup. Akses yang lebih mudah ke lapangan kerja dan peluang bisnis di Malaysia menjadi daya tarik utama. Upah yang lebih tinggi dan stabilitas ekonomi di negeri jiran menawarkan harapan akan kehidupan yang lebih baik bagi keluarga mereka. Namun, pilihan ini tentu saja bukannya tanpa risiko hukum dan sosial.

Warga Sebatik yang juga seorang Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Nunukan, Andi Mulyono, menegaskan, undang-undang di Indonesia secara jelas melarang kepemilikan dua identitas kewarganegaraan. Ia menyoroti bahwa bahkan kesalahan kecil pada paspor, seperti saat ibadah haji atau umroh, dapat menimbulkan masalah besar di imigrasi.

“Tidak dapat dipungkiri, banyak warga yang secara diam-diam mungkin lebih memilih menjadi warga negara Malaysia karena faktor kesejahteraan hidup. Kebutuhan pokok seperti minyak, beras, dan gula sulit didapatkan di sini. Jadi, sulit menyalahkan pilihan tersebut karena memang tidak ada pilihan lain,” ungkap Andi Mulyono dalam sebuah Focus Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Nunukan di Sebatik belum lama ini.

Lebih lanjut, Andi Mulyono menjelaskan, pembuktian kepemilikan identitas kewarganegaraan ganda tidaklah mudah. Hal ini disebabkan oleh kesulitan dalam menyinkronkan data antara Indonesia dan Malaysia.

Dari sisi administrasi, Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Nunukan, Agustinus Palantek, menyatakan, pihaknya tidak memiliki data spesifik terkait warga Sebatik yang teridentifikasi memiliki identitas Malaysia (IC) dan KTP Indonesia.

“Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, kami memproses permohonan masyarakat sesuai dengan berkas yang masuk. Kami tidak turun ke lapangan untuk mengidentifikasi apakah seseorang memiliki IC atau tidak,” jelas Agustinus.

Ia menambahkan, Disdukcapil memproses permohonan jika persyaratan yang diajukan sudah lengkap, berdasarkan kepercayaan terhadap aparat di bawahnya.
“Kami tidak boleh mengintervensi kewenangan mereka. Ketika berkas sampai ke Dukcapil, wajib kami proses,” ungkapnya.

Sementara itu, Kasubsi Lalu Lintas Keimigrasian Kantor Imigrasi Nunukan, Zulfan Adrian Pratama, menegaskan, penentuan status kewarganegaraan adalah isu krusial yang secara tegas diatur oleh undang-undang. Oleh karena itu, Imigrasi memiliki peran vital, terutama dalam kasus deportasi atau penemuan individu yang diduga memiliki kewarganegaraan ganda.

“Jika terbukti seseorang memiliki dua kewarganegaraan, maka salah satu status harus gugur. Apabila individu tersebut ditentukan sebagai warga negara asing, Imigrasi akan melakukan tindakan administrasi keimigrasian berupa deportasi,” tegas Adrian. Ia menambahkan bahwa Imigrasi melakukan verifikasi teliti, termasuk berkoordinasi dengan Konsulat Malaysia jika ada dugaan kepemilikan kewarganegaraan ganda. (***)




Sepuluh Pekan Terima Program MBG, Jajan Pelajar MIS Alkhairaat Sebatik Timur Berkurang

MENIKMATI : Tampak para guru sedang membagikan paket makanan kepada para siswa dalam program MBG untuk dinikmati.

NUNUKAN – Kabar gembira datang dari Nunukan, tepatnya di Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Alkhairaat Sebatik Timur. Sejak Juli 2025 lalu, MIS Alkhairaat Sebatik Timur resmi menjadi salah satu penerima program Makanan Bergizi Gratis (MBG) dari pemerintah.

Program ini merupakan bentuk perhatian pemerintah terhadap kesehatan dan gizi peserta didik, khususnya di lingkungan madrasah.

Program MBG yang dicanangkan pemerintah ini telah berjalan selama sepuluh pekan di MIS Alkhairaat Sebatik Timur.

Asdar, salah seorang guru di madrasah tersebut, mengungkapkan rasa syukurnya atas manfaat yang dirasakan oleh para siswa. “Alhamdulillah secara umum berjalan baik dan sangat membantu siswa kami,” ujar pria yang karib disapa Along ini.

Asdar menjelaskan, program MBG sangat bermanfaat bagi siswa di MIS Alkhairaat Sebatik Timur. Dari total 139 siswa, sebagian besar berasal dari keluarga dengan kondisi ekonomi menengah ke bawah. Dengan adanya program ini, siswa tidak lagi terbebani biaya bekal maupun uang jajan harian. “Ini sangat membantu, apalagi banyak siswa yang terbentur masalah perbekalan ke sekolah,” jelasnya.

Para siswa dan guru di MIS Alkhairaat Sebatik Timur merasa sangat bersyukur atas pelaksanaan program MBG ini. Mereka menilai bahwa program ini dapat mengurangi pengeluaran siswa yang biasanya membeli makanan di kantin. “Makanannya layak, sehat, ada nasi, lauk, dan buah, jadi sangat seimbang untuk kebutuhan gizi siswa kami,” kata Asdar.

Asdar menambahkan, menu MBG lebih baik dari menu makan siang yang dinikmati siswa selama ini. Menu MBG lengkap dengan nasi, lauk, sayur, dan buah, serta bervariasi dan diawasi oleh ahli gizi dengan terpenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG).

Program MBG ini dilaksanakan setiap hari sekolah, dengan pembagian makanan bergizi berupa menu yang telah disesuaikan oleh ahli gizi. Makanan dibagikan langsung di lingkungan madrasah dengan tetap menjaga kebersihan dan keamanan pangan.

Sebagai Seksi Urusan Kesiswaan di MIS Alkhairaat Sebatik Timur, Asdar menyatakan dukungan penuh terhadap program MBG ini. Menurutnya, program ini menjawab kebutuhan anak dan keluarga untuk memberikan asupan makan yang sesuai dengan standar gizi.

Dengan pelaksanaan yang berjalan baik hingga minggu kesepuluh, program MBG di MIS Alkhairaat Sebatik Timur dinilai telah memberikan manfaat nyata bagi siswa. Selain menekan beban ekonomi keluarga, program ini juga mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan gizi anak sekolah demi mencetak generasi yang sehat, cerdas, dan berkualitas.

Program ini juga menjadi bentuk sinergi antara pemerintah dan lembaga pendidikan dalam mencetak generasi yang sehat, cerdas, dan berakhlak mulia, khususnya bagi siswa di madrasah.

Selain manfaat bagi siswa dan sekolah, program MBG ini juga memiliki dampak positif terhadap ekonomi kerakyatan. Program ini dapat memberdayakan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.

“Selaku tenaga pendidik dan sekaligus juga sebagai orang tua siswa, saya mengapresiasi program MBG ini. Dan saya merasa bangga dan bersyukur melihat semangat para guru dan peserta didik dalam mengimplementasikan program yang sangat strategis ini,” ujar Asdar.

Dengan adanya program MBG ini, para guru MIS Alkhairaat Sebatik Timur berharap dapat semakin meningkatkan kualitas kesehatan peserta didik serta semangat mereka dalam mengikuti proses pembelajaran. (***)




PWI Nunukan Asah Talenta Jurnalistik Muda di SMAN 2

KARYA : Salah seorang peserta saat membacakan hasil karya jurnalistiknya di hadapan peserta dan disaksikan dewan juri.

NUNUKAN – Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Nunukan kembali mendapatkan kepercayaan untuk melaksanakan pelatihan dan penjurian karya jurnalistik siswa-siswi di SMA Negeri 2 Nunukan pada Selasa, (23/9/2025).

Agenda tahunan ini secara konsisten diadakan oleh SMA Negeri 2 sebagai wadah pelatihan dan pengembangan bakat siswa, khususnya di bidang jurnalistik.

Ketua PWI Nunukan, Taslee, menyampaikan apresiasi kepada SMA Negeri 2 Nunukan atas konsistensi mereka dalam mengadakan kegiatan ini. “SMA Negeri 2 Nunukan patut kami apresiasi. Agenda ini merupakan tahun kedua. Tahun lalu, PWI Nunukan juga diberi kepercayaan untuk menilai langsung hasil karya siswa-siswi mereka,” ujarnya.

Melihat kualitas karya jurnalistik yang dihasilkan siswa pada tahun 2024, PWI Nunukan secara khusus menugaskan dua juri bersertifikasi Muda dan Madya untuk melakukan penjurian tahun ini.

“Tahun ini kami mengutus langsung Sekretaris PWI dan Wakil Ketua Bidang Organisasi PWI Nunukan. Langkah ini sebagai upaya PWI untuk memastikan kualitas jurnalistik yang dihasilkan siswa SMA Negeri 2 dapat terjaga dan ditingkatkan,” imbuh Taslee.

Sekretaris PWI Nunukan, Taufik, menambahkan bahwa jumlah siswa yang mengirimkan karya jurnalistik tahun ini cukup banyak, menunjukkan keberhasilan SMA Negeri 2 Nunukan dalam menanamkan nilai-nilai literasi dan meningkatkan kepercayaan diri siswa dalam menghasilkan karya.

“Karya jurnalistik dari peserta cukup menarik. Punya gaya penulisan dan perspektif yang berbeda-beda,” ungkap Taufik. Ia juga mengakui bahwa karya-karya yang dinilai menunjukkan kualitas yang baik dari para siswa SMA Negeri 2.

Selain mengirimkan juri, PWI Nunukan juga menyiapkan seorang pelatih pendamping untuk terus mengasah kemampuan menulis dan menciptakan karya jurnalistik yang berkualitas.

“PWI menyiapkan tenaga pendamping apabila kemudian dibutuhkan pihak sekolah. Tentu karya-karya terbaik pada kompetisi kali ini perlu didampingi dan dipantau langsung untuk menyiapkan peserta dalam menatap kompetisi di jenjang yang lebih tinggi nantinya,” tutup Taufik.(***)




Jalan Buruk, Akses Kesehatan Sulit Dirasakan Warga Krayan Timur

DITANDU : Secara bergantian warga Desa Wayagung yang sakit ditandu untuk mendapatkan pelayanan medis di Puskesmas Long Bawan, Krayan Timur.

NUNUKAN – Warga Desa Wayagung, Kecamatan Krayan Timur, Nunukan, Kalimantan Utara, masih menghadapi kesulitan besar untuk mendapatkan layanan kesehatan. Mereka terpaksa menandu pasien sakit melewati hutan dan sungai karena tidak ada jalan yang layak menuju pusat kesehatan di Long Bawan.

Ketua Komisi III DPRD Nunukan, Ryan Antoni, menyoroti masalah ini. Ia menyatakan bahwa kondisi ini adalah bukti nyata bahwa desa tersebut terisolasi dan pemerintah harus segera bertindak. Menurutnya, pemerintah daerah dan pusat wajib membangun infrastruktur jalan.

“Pemerintah harus serius membuka akses ke Desa Wayagung. Jangan hanya berempati, tapi buktikan dengan membangun jalan,” tegas Ryan Antoni pada Selasa, 23 September 2025.

Ryan Antoni menjelaskan,  perjalanan dari Wayagung ke Long Bawan memakan waktu berjam-jam dengan medan yang sulit. Warga sering kali harus menandu pasien yang sakit parah melintasi hutan dan sungai.

Pembangunan jalan akan mempermudah akses medis, distribusi logistik, pendidikan, dan perekonomian warga perbatasan. Ia meminta pemerintah provinsi dan pusat untuk memprioritaskan pembangunan infrastruktur di desa ini.

“Keterlambatan penanganan medis bisa berakibat fatal. Jalan yang baik akan mempersingkat waktu tempuh dan mengurangi risiko kematian akibat masalah kesehatan,” ujarnya.

DPRD Nunukan siap mendukung anggaran dan kebijakan untuk mempercepat pembangunan jalan ke Wayagung.

Masyarakat Wayagung berharap pemerintah segera bertindak nyata, bukan hanya memberikan janji. Mereka menantikan tindakan yang bisa menyelamatkan warga.

Desa Wayagung berada di perbatasan Indonesia–Malaysia dengan kondisi geografis yang berat, yaitu pegunungan dan hutan lebat. Akses ke kesehatan, pendidikan, dan ekonomi sangat terbatas karena bergantung pada cuaca dan jalan setapak.

Selama jalan belum dibangun, warga Wayagung akan terus berjuang menandu pasien. Ini adalah gambaran nyata keterisolasian di Krayan Timur, dan pemerintah diharapkan segera memberikan solusi yang konkret. (dfn)